Gunung Kelud Lebih Berbahaya Ketimbang Merapi?

TEMPO.CO Kediri: Mengapa Gunung Kelud sulit diperkirakan kapan akan meletus? Gunung Kelud merupakan gunung berapi tipe Stratovolcano dengan danau kawah. Ketinggian danau kawah kurang lebih 1.114 meter di atas permukaan laut. Kedalaman maksimum danau sekitar 34 meter, luas kawah danau mencapai 109 ribu m2 dan volume air danau kawah sekitar 2,5 juta meter kubik.
Isi volume danau kawah sebesar itu merupakan sumbatan bagi keluarnya lava atau magma dan awan panas dari dalam. Gunung Kelud tidak seperti gunung yang lain, bila akan meletus tidak mengeluarkan awan panas terlebih dahulu. Gejalanya dapat diamati melalui suhu danau, kandungan CO2, gas belerang dan warna danau yang ada.
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan NasionalGunung Kelud akan meletus secara alami bila sudah terkumpul energi endogen cukup besar sehingga energi alam tersebut mampu menembus atau melontarkan material yang menutupi. Konsekuensinya secara tiba-tiba dapat terjadi ledakan dahsyat dan bisa menimbulkan bahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Tidak seperti Gunung Merapi di Yogyakarta yang memiliki lava dome, magma akan keluar langsung tanpa hambatan dengan energi dari dalam yang tidak terkonsentrasi sangat besar. Yang paling ditakui, Merapi lebih dahulu mengeluarkan awan panasnya atau wedus gembel.
Dapat disimpulkan bahwa Gunung Kelud akan lebih berbahaya di bandingkan Gunung Merapi.Kondisi Kelud berdasar data-data pengamatan pos Kelud di Kediri saat ini, telah terjadi peningkatan aktivitas berupa kenaikan suhu air danau dari semula rata-rata 33oC menjadi 37oC hingga 38,5oC. Kandungan CO2 514 ton per hari, terjadi gempa vulkan dan tremor yang terus menerus. (Baca: Siaga Kelud, Hewan Gunung Mulai Turun)
Berdasar data-data tersebut, pemerintah menetapkan status tingkat siaga, dan saat ini penghuni radius 10 kilometer sudah diungsikan. Ada 3 tingkatan kawasan rawan letusan Gunung Kelud, sebagai berikut:
1. Kawasan Rawan Bencana I (KRB – I). Berpotensi terkena lahar hujan dan kemungkinan lahar letusan, berpotensi terkena hujan abu dan dapat terkena lontaran batu (pijar).
2. Kawasan Rawan Bencana II (KRB II). Berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lahar letusan dan lahar hujan, terlanda hujan abu lebat, lumpur (panas), dan lontaran batu (pijar), Kawasan rawan benacana ini umumnya daerah tak berpenghuni.
3. Kawasan Rawan Bencana III (KRB III). Selalu terancam awan panas, gas racun, lahar letusan dan aliran lava, terancam lontaran batu pijar dan lumpur panas.
Berdasarkan data Satkorlak Kabupaten Kediri dan Blitar, jumlah penduduk yang berada di wilayah KRB I dan harus di evakuasi kurang lebih 116.300 orang, terdiri dari Kabupaten Kediri sebanyak 36.200 orang dan Blitar sebanyak 80.100 orang.


sumber : yahoo.com

0 comments:

Post a Comment